Isi pidato merupakan bab yang memuat uraain perihal pokok problem yang telah dipilih oleh pembicara. Pokok problem yang dipilih oleh pembicara pada umumnya dipakai sebagai untuk sarana tujuan, terutama khusus pidato. Oleh alasannya ialah itu dalam penguraiannya harus diwarnai harus diwarnai dengan tujuan yang dicapai oleh pembicara, terutama tujuan khusu pidato, ceramah, mengisi sambutan, dan sebagainya, dalam konteks ini anda harus paham bagaimana menguasai podium serta menguasai penonton secara keseluruhan. Pada artikel ini akan dibahas beberapa cara pendekatan-pendekatan berpidato dengan audien kiranya para audien bisa memahami tujuan berpidato dan manfaat pentingnya pidato anda.
tanda baca dengan baik. Karena ketiruananya itu besar lengan berkuasa pada kejelasan uraian sehingga tidak ada pendengar yang merasa bosan terh adap uraian pembicara Sedangkan apabila teknik penyampaian pidato yang dipilih dleh pembicara ialah dengan menjabarkan kerangka yang telah disusun sebelumnya, disamping syarat-syarat yang telah disebutkan di atas, pembicara juga harus selalu mengetahui reaksi pendengar terhadap isi pidato yang disampaikan.
Apabila pendengar terkesan tegang dan mulai mengantuk, maka ada baiknya pembicara segera melemparkan humor-humor segar yang sanggup menyegarkan suasana. Pada hakekatnya berpidato itu merupakan sesuatu yang mengasyikan, lantaran apabila pembicara bisa menguasai perhatian pendengarnya,maka pembicara sanggup mendikte pendengar untuk tertawa besar hati dan sebagainya. Tetapi ada hal yang harus diketahui bagi setiap pembicara bahwa menguraikan isi pidato tidaklah harus sama tiruana, lantaran pembicara juga harus menghidupkan koteks pidato dengan banyak sekali pendekatan:
Pendekatan Moral.
Pendekatan ini sanggup dipakai oleh pembicara apabila para pendengar pada umumnya orang-orang yang aktif dalam bidang moral, contohnya keagamaan, kemanusiaan atau lingkungan. Dengan pendekatan ini, maka dalam pembukaan pidato harus disisipkan pula unsur-unsur yang bekerjasama dengan keagamaan, lingkungan atau kemanusiaan.
Pendekatan ini sanggup dipakai oleh pembicara apabila para pendengar pada umumnya orang-orang yang aktif dalam bidang moral, contohnya keagamaan, kemanusiaan atau lingkungan. Dengan pendekatan ini, maka dalam pembukaan pidato harus disisipkan pula unsur-unsur yang bekerjasama dengan keagamaan, lingkungan atau kemanusiaan.
2. Pendekatan Intelektual.
Pendekatan ini dipakai oleh pembicaradalam menguraikan isi pidato apabila para pendengarnya relatif mempunyai pendidikan yang tinggi atau terpelajar. Di hadapan para pendengar yang terpelajar, seorang pembicara dilarang asal berbicara, tetapi pembicara dituntut untuk berbicara secara rasional, jadi setiap pernyataan yang dikemukakan harus juga disertaibukti-bukti yang kuat.
3. Pendekatan Emosional.
Jika pembicara berpidato dihadapan pendengar yang rnemiliki tingkat pendidikan biasa saja, maka ada baiknya pembicara memakai pendekatan ini dalam menguraikan isi pidato. Karena pada umumnya pendekatan ini sangat ampuh dan efisien dalam mengambil simpati pendengar. Pada pendekatan ini, pembicara ludang kecepeh dulu mengajak para pendengar untuk bersahabat, gres kemudian dimemberikan informasi, gagasan, pendapat atau kehendak dan lain-lain yang merupakan tujuan dari pembicara.
Demikian kiranya artikel mengenai konteks cara menguasai podium dikala berpidato, dalam hal ini anda setidaknya sanggup menjadi pembicara agar pidato terlihat profesional, jangan lupa baca juga konsep berpidato, tkhnik dan tata cara pidato lainnya dibawah ini :
Advertisement